Mandiri Optimis PMI Manufaktur Indonesia Segera Ekspansi

Petugas melayani nasabah di Bank Mandiri Cabang Jakarta Sudirman. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
JAKARTA – Bank Mandiri cukup optimistis PMI Manufaktur Indonesia bakal segera menuju ke level ekspansi dalam waktu dekat. Kendati demikian, dinamika kondisi pandemi di dalam negeri mesti terus diwaspadai banyak pihak.

Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, dirinya cukup optimistis PMI Manufaktur nasional akan bergerak menuju zona ekspansi di September-Oktober 2021. Penilaian ini utamanya terdorong oleh pergerakan PMI Agustus, membaik dari 40,1 menjadi 43,7 poin.

"Saya pikir September (ekspansi), karena kita tahu angkanya (kasus positif covid-19) turun. Harusnya (PMI manufaktur) sudah mendekati atau sangat mungkin ke level di atas 50 poin," terangnya dalam Mandiri Economic Outlook 2021-2022, Jakarta, Kamis (9/9).

Optimisme itu pun disandingkan dengan catatan historis kenaikan PMI manufaktur sebelum kenaikan kasus positif paparan covid-19 per Juli. Kala April-Juni, PMI sempat menyentuh level ekspansi di kisaran 53,5-55,3 poin.

Proses pemulihan itu pun, lanjutnya, merupakan perbaikan level PMI Manufaktur yang sudah berlangsung sejak awal tahun ini.

"Saya optimis karena perjalanan (PMI Manufaktur) sebelum kenaikan kasus, artinya ekspektasi untuk meningkatkan produksi itu nyata," ujarnya.

Kendati begitu, Dendi menjelaskan, pergerakan optimis ekspansi tersebut bukan diartikan sebagai penambahan kapasitas produksi lewat investasi. Pasalnya, saat ini saja masih begitu banyak sektor manufaktur yang tingkat produksinya di bawah kondisi normal.

Ekspansi yang dimaksud pada kondisi segera ini, merupakan tren penambahan produksi karena perbaikan demand. Di lihat dari sisi manapun, kondisi covid-19 saat ini relatif bisa ditangani dan dihadapi dibanding tahun lalu.

Mulai dari terkendalinya kasus terpapar dari tren penurunan, ekspektasi konsumen yang membaik, hingga aktivitas industri. Karenanya, ia menilai, ekspansi kapasitas produksi yang sudah ada belum akan terjadi dalam waktu dekat.

Ke depan, kenaikan kasus covid-19 dan langkah pengendaliannya, masih jadi akan risiko pemberat perbaikan kondisi manufaktur. Sedangkan, faktor pendorong pemulihannya sudah mulai muncul secara bertahap, seperti vaksinasi dan adaptasi masyarakat dalam menjalani kehidupan kenormalan baru.

"Tentu upaya-upaya pemerintah melalui program stimulus juga bakal sangat membantu recovery, sehingga produksi bisa meningkat," pungkasnya.

Masih Wait and See
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan, masih sulit untuk memberikan rekomendasi pilihan emiten prospektif berkaitan perbaikan PMI Manufaktur itu. Karena, produsen masih begitu was-was dengan dinamika covid-19.

"Warnanya bercampur (soal rekomendasi), masih sama. Sementara domestik masih wait and see, karena (manufaktur) masih butuh waktu recovery," terang Adrian.

Kendati, segelintir industri yang masih berpeluang kinerjanya untuk pick up memanfaatkan momen saat ini, sehingga cepat kembali gesit. Ditandai dengan kenaikan kapasitas produksi dan permintaan pasar.

"Jadi memang, ada demand yang berlimpah (beberapa sektor) akan ekspansi. Tergantung sektor masing-masing seperti teknologi dan lainnya," jelasnya.

Sebelumnya, Kemenperin mencatat, pada kuartal II/2021, kinerja industri pengolahan nonmigas memperlihatkan kenaikan cukup signifikan sebesar 6,91% (yoy), sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7,07% (yoy).

Bahkan, di tengah dampak pandemi, sektor manufaktur masih menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional tertinggi, yakni 1,35%. Selain itu, berkontribusi terhadap PDB nasional sebesar 17,34%, lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.

Sumber : https://www.validnews.id/ekonomi/mandiri-optimis-pmi-manufaktur-indonesia-segera-ekspansi
 

Post a Comment

0 Comments