Renungan Harian Katolik, Minggu 16 Mei 2021: Menjadi Komunikator Kasih Allah yang Menyatukan


 


Ubi caritas, Deus Ibi est; Di mana ada kasih di situ Allah hadir. Karena Allah adalah kasih yang terus mengkomunikasikan kasih-Nya kepada dunia dengan berbagai cara. Demikian pun hendaknya kita berupaya untuk hadirkan komunikasi kasih yang membawa kesejukan, kegembiaraan dan persatuan. Kehadiran inovasi teknologi komunikasi di era revolusi industri 4.0 menjadi berkat tersendiri bagi transmisi pesan kasih, kemanusiaan dan perdamaian bagi dunia.

Kehadiran dan kemajuan perangkat teknologi komunikasi sebagai media yang mentransmisikan pesan kepada khalayak telah ikut mengubah landscape pemberitaan di dunia. Perayaan komunikasi sosial sedunia kembali menghadirkan pesan utama dari komunikasi itu sendiri yakni kasih Allah yang menyatukan manusia. Kasih dalam ungkapan verbal maupun non verbal antar dan lintas budaya dapat dibaca dan dipahami manusia lintas generasi dan bangsa.

Setiap pernyataan dan perilaku komunikasi manusia sebagai komunikator maupun komunikan dalam proses komunikasi diharapkan dapat memperhatikan dimensi kasih dan manusia sebagai pusat dari komunikasi itu sendiri. Karena komunikasi kasih dalam berbagai level komunikasi mulai dari komunikasi interpersonal sampai pada kelompok, organisasi dan massa berguna untuk membangun persatuan, persaudaraan, persahabatan, kebersamaan, di tengah distorsi informasi dan berbagai konflik kepentingan di era global dewasa ini.

Rasul Yohanes mengingatkan umat manusia untuk saling mengasihi. Mengapa ? Karena “ Allah begitu mengasihi kita ! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Sebab dengan saling mengasihi Allah hadir di tengah kita dan kasih-Nya menjadi sempurna di dalam kita” ( 1 Yoh 4 : 11-12 ).

Komunikasi kasih dan tindakan kasih menjadi pesan universal bagi segenap masyarakat dunia yang merindukan kebahagiaan dalam hidup keluarga, komunitas, masyarakat, negara dan pergaulan internasional. Dengan dan melalui komunikasi kasih tercipta pemahaman bersama antar dan lintas budaya yang merekatkan dan menyatukan berbagai perbedaan dalam spirit harmoni in diversity.

Doa Yesus pada malam perjamuan terakhir semoga menjadi doa dan inspirasi hidup kita di tengah masyarakat multikultural pada era global dewasa ini.

Manusia sebagai komunikator sekaligus komunikan dalam proses komunikasi sekiranya bijak dan tetap memberikan penghargaan kepada nilai martabat manusia dan dimensi persatuan dalam interakasi sosial.

“ Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti kita” ( 17:11 ), Ut Omnes Unum Sint ! Semoga kita pun dirahmati agar menjadi komunikator kabar gembira yang menghadirkan damai sejahtera, kesejukan dan persatuan di tengah keluarga, komunitas, masyarakat dan negara.

Sumber : https://kupang.tribunnews.com/2021/05/15/renungan-harian-katolik-minggu-16-mei-2021-menjadi-komunikator-kasih-allah-yang-menyatukan

Post a Comment

0 Comments