Penerapan Teknologi Pintar untuk Wujudkan Bangunan Sehat dan Efisien

Jakarta, Beritasatu.com – Penerapan teknologi pintar telah menjadi salah satu cara penting untuk membantu pengelola bangunan mencapai kepatuhan standar kesehatan dan efisiensi. Dengan memiliki bangunan yang memenuhi standar kesehatan maka akan mendukung kesehatan penghuni, meningkatkan produktivitas, dan menghemat biaya operasional.

Namun ada beberapa tantangan dalam penerapan teknologi tersebut, antara lain kesiapan sumber daya manusia, biaya investasi, dan ketersediaan teknologi. Demikian yang terungkap dalam live webinar, Building compliance: How industry 4.0 implementations provide healthy and safe environment yang diselenggarakan oleh New Zealand Trade & Enterprise (NZTE).

Telah terbukti secara internasional bahwa bangunan yang sehat memberikan rangkaian manfaat ekonomis, lingkungan, dan sosial. Konsep bangunan sehat dalam industri bangunan lokal terus dipercepat, dan sangat didukung oleh Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2021 tentang Bangunan.

Pemerintah telah mengatur aspek kesehatan gedung melalui berbagai regulasi yang mencakup pedoman teknis, kita juga memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk verifikasi aspek kesehatan yang lebih spesifik. Maka, bangunan harus memperoleh Sertifikat Laik Fungsi (SLF),” ujar Ketua Building Engineers Association (BEA) Mardi Utomo dalam siaran pers, Jumat (21/5).

Untuk memperoleh SLF, lanjut Mardi, standar kelayakan bangunan dinilai berdasarkan empat pilar, yaitu kesehatan, keselamatan, kenyamanan, dan kemudahan. Pilar kesehatan sendiri meliputi sirkulasi udara, penerangan, sanitasi, pengolahan limbah, dan bahan bangunan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 untuk bangunan gedung.

Komisaris Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, Diana Permana menuturkan bahwa negara-negara lain bisa mencontoh Selandia Baru dalam menerapkan bangunan sehat. Mengingat Negeri Kiwi ini tergolong unggul dalam penerapan bangunan hijau dan berkelanjutan.

Sebagai informasi, bangunan sehat di Selandia Baru didukung oleh teknologi yang IOT-driven, teknologi canggih dalam digitalisasi dan konektivitas data. Teknologi yang mendukung praktik efisien dan aman akan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. Teknologi bangunan pintar yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan Selandia Baru menyediakan alat untuk berbagai bangunan dengan jenis dan proyek yang bervariasi, yang mana mereka terus menjalin kemitraan internasional di seluruh dunia.

“Selandia Baru telah membagikan teknologi dan inovasinya kepada dunia, dan sekarang kami di sini siap berbagi dengan Indonesia. Sebagai badan pengembangan ekonomi dan bisnis internasional Selandia Baru, NZTE berkomitmen untuk mempercepat pengembangan industri bangunan Indonesia dengan menjembatani kemitraan antara ahli Selandia Baru dengan perusahaan-perusahaan Indonesia,” kata Diana.

Menurut Diana, di Selandia Baru, para investor, pengembang, pemilik, dan penyewa semakin mengharapkan bangunan yang memenuhi standar kesehatan dan beroperasi secara efisien. Mereka juga ingin mendapatkan kepastian bahwa setiap bangunan menyediakan ruang berkualitas tinggi untuk para karyawan dan penyewa. Hal ini diwujudkan dengan menjaga kualitas udara, akses pencahayaan alami, dan kelayakan bangunan. Pemerintah Selandia Baru juga berkomitmen untuk lebih lanjut mempercepat penerapan bangunan yang efisien, sehat, dan bersertifikat, melalui deklarasi pada 2020 tentang darurat iklim dan peralihan ke emisi nol karbon. Target ini tentunya dapat dicapai dengan penerapan teknologi pintar.

Salah satu peran teknologi dalam meningkatkan aspek kesehatan bangunan adalah pengelolaan dan rekayasa sirkulasi udara, sebagai salah satu aspek kesehatan yang penting. Kualitas udara yang baik terdiri dari tingkat polutan, CO2, aroma, kadar air, dan sirkulasi udara segar.

Standar Baru di Tengah Pandemi Covid-19

Key Account Manager Temperzone, Kok Boon Wam menjelaskan bahwa sistem pendingin udara dengan fleksibilitas tinggi harus menjadi standar baru untuk bangunan di tengah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 telah menekankan pentingnya mengelola manusia dalam gedung. dan tren ini akan terus berlanjut di masa depan. Mengingat, baru-baru ini disebutkan bahwa klaster perkantoran berkontribusi pada tingkat infeksi Covid-19.

“Water-cooled packaged system mencakup paket pendingin dalam saluran mandiri yang efisien dan saling terhubung melalui sistem dengan siklus air tertutup. Setiap unit dikontrol secara individual, seperti suhu dan kipas, dan tidak tergantung pada pengaturan ruangan lain. Sistem ini mencegah percampuran udara antar ruangan - ketika suatu area terkontaminasi, area lainnya tidak akan terpengaruh. Sistem ini juga memberikan kenyamanan lebih untuk mengontrol setiap area dan menghasilkan efisiensi dari penghematan energi terbuang dari AC menyala di ruang yang tidak digunakan,” demikian penjelasannya.

Sedangkan Business Development Manager Asia Tenggara dari Gallagher Security, Travis Lee mengatakan, bangunan saat ini sudah mulai mengadopsi berbagai strategi mitigasi kesehatan dan keselamatan seperti penyaringan pada pintu masuk dan elevator tanpa kontak. Namun, mitigasi dan penanganan risiko tidak hanya dilakukan dengan tindakan pencegahan, tetapi juga penanggulangan setelahnya.

Dia menambahkan, teknologi keamanan pintar Gallagher memungkinkan metode tanpa sentuh yang efisien seperti Mobile Credential, Face Detection, Temperature Screening, serta upaya penanggulangan seperti Proximity Contact Tracing yang mempercepat pelacakan kasus Covid-19.

Terdapat beberapa teknologi lain untuk mendukung praktik tanpa sentuh dan pergerakan manusia adalah Space Data Analytics dan Tenant Experience & Workplace Analytics Platform. Menurut Direktur Teknik Beca Indonesia (PT Bimatekno Karyatama Konsultan) Aswin Pohan, Space Data Analytics memungkinkan analisa pergerakan manusia untuk pengambilan keputusan yang lebih baik dalam upaya manajemen kesehatan, sementara Tenant Experience & Workplace Analytics Platform memungkinkan kontrol berbasis telepon selular bermobilitas tinggi untuk praktik tanpa sentuh dan pengalaman yang lebih baik bagi penghuni gedung.

“Lingkungan kantor terdiri dari beberapa aspek yang dapat dievaluasi, yaitu kualitas udara dan ventilasi dalam ruangan, kenyamanan suhu udara, pencahayaan buatan dan alami, kebisingan dan akustik, biofilia dan pemandangan, tampilan dan nuansa, serta lokasi dan akses ke fasilitas. Perbaikan faktor-faktor ini dapat dicapai melalui strategi desain, pemugaran, fit-out, dan penerapan teknologi. Aspek kesehatan ini berdampak pada kesehatan, wellbeing dan persepsi, dan kepuasan penghuni, serta hasil finansial,” katanya.

Sumber : https://www.beritasatu.com/digital/776709/penerapan-teknologi-pintar-untuk-wujudkan-bangunan-sehat-dan-efisien
 

Post a Comment

0 Comments