Staycation Jadi Pasar Baru di New Normal


‘Jantung’ sektor pariwisata adalah per­gerakan manusia. Saat mo­bilitas masyarakat dibatasi, pengusaha harus tetap mengambil langkah-langkah untuk mendapatkan income. Kini tren yang diciptakan adalah staycation dan work from hotel.

Senior Associate Director Colliers International Indo­nesia Ferry Salanto menga­takan, okupansi hotel di Ibu Kota naik pada akhir pekan atau libur panjang (long week­end). Sebab, masyarakat melaku­kan staycation.

“Di Jakarta itu tiap ada long weekend mun­cul market staycation. Me r e k a y a n g menginap di hotel kebany­a k a n dari fa­mily,” ujarnya.

Ketua Umum Asosiasi Tra­vel Agen Indonesia (Astinfo) Elly Hutabarat menyatakan bahwa seba­gian masy­arakat mu­lai akrab dengan liburan di dalam kota. Destinasi yang diincar adalah hotel dan tem­pat wisata yang area outdoor-nya dominan. “Banyak yang mencari uda­ra segar,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pari­wisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf ) Sandiaga Uno juga mengimbau masyarakat untuk stayca­tion atau work from hotel sebagai alterna­tif work from home.

“Tapi, tetap harus memperhatikan ho­telnya. Cari yang me­nerapkan standar ketat dan disiplin,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua PHRI Jawa Timur (Jatim) Dwi Ca­hyono berharap PPKM tidak membuat okupansi hotel makin anjlok. Saat ini rata-rata okupansi hotel Jatim 20 persen. Ia menekan­kan bahwa proto­kol kesehatan harus benar-benar dite­rapkan di seluruh hotel dan restoran. (jpc/feb/run)


Post a Comment

0 Comments