![]() |
© Getty Images |
Dua aplikasi pesan singkat, Signal dan Telegram, belakangan semakin sering diunduh para pengguna ponsel pintar di seluruh dunia menyusul syarat dan ketentuan baru yang ditetapkan Whatsapp.
Whatsapp menyatakan akan membagi data pengguna aplikasi itu dengan perusahaan induk mereka, Facebook. Praktik ini menurut Whatsapp bukanlah hal baru.
Dua miliar pengguna Whatsapp harus menyetujui peraturan baru itu jika ingin terus menggunakan layanan pesan singkat tersebut.
Batas memberikan persetujuan terhadap ketentuan baru tersebut jatuh 8 Februari mendatang.
Dalam versi terbaru Whatsapp, akan muncul fitur yang memungkinkan pengguna mereka berbelanja dan melakukan pembayaran secara daring.
Di sisi lain, Telegram dan Signal menawarkan layanan pesan singkat gratis yang terenskripsi.
- Mengapa orang China tidak suka pakai email?
- Mengapa Facebook ramai diboikot, apakah media sosial ini akan mati?
- Satu juta data pengguna di Indonesia bocor Menkominfo panggil Facebook
Kekuatan Signal
Merujuk data Sensor Tower, sebuah firma penyedia data aplikasi pada perangkat bergerak, Signal diunduh 246.000 kali di seluruh dunia satu pekan sebelum 4 Januari lalu, saat Whatsapp mengumumkan kebijakan baru mereka.
Sementara satu minggu setelah itu, Signal diunduh 8,8 juta kali.
Lonjakan besar terjadi di India, dari 12.000 menjadi 2,7 juta; di Inggris dari 7.400 menjadi 191.000; dan di Amerika Serikat dari 63.000 menjadi 1,1 juta.
Dalam rangkaian cuitan di Twitter, Signal menyebut beberapa pengguna mereka melaporkan gangguan saat hendak membuat grup serta kode verifikasi yang terlambat muncul.
Signal menyatakan, gangguan itu terjadi karena lonjakan pengguna. Mereka mengklaim tengah menyelesaikan persoalan tersebut.
"Beberapa server terbaru kami sudah siap melayani Anda," begitu tulis Signal, 10 Januari lalu.
Signal juga mendapat dukungan dari pendiri Tesla, Elon Musk. Pada 7 Januari, dia bercuit, "gunakan Signal."
https://twitter.com/signalapp/status/1348303100759560196
Telegram melejit
Telegram selama ini lebih populer ketimbang Signal. Jumlah unduhan aplikasi itu melonjak secara global pada pekan terakhir Desember, dari 6,5 juta menjadi 11 juta.
Di Inggris, tingkat unduhan Telegram naik dari 47.000 menjadi 101.000. Sementara di AS, angkanya melambung dari 272.000 menjadi 671.000.
Pada periode yang sama, jumlah unduhan Whatsapp di seluruh dunia turun dari 11,3 juta menjadi 9,2 juta.
Walau begitu, pengamat industri teknologi digital dari Sensor Tower, Craig Chapple, menilai fenomena ini tidak akan menjadi persoalan besar bagi Whatsapp. Sejak diluncurkan tahun 2014, Whatsapp sudah diunduh 5,6 miliar kali.
"Sulit bagi pesaing mereka untuk mengubah perilaku pengguna. Whatsapp akan terus menjadi yang paling populer di dunia dan berstatus aplikasi pesan singkat yang paling banyak digunakan," ujar Chapple.
"Menarik apakah perubahan yang terjadi belakangan ini akan terus belangsung atau pengguna kembali ke kebiasaan mereka," tuturnya.
Whatsapp sebelumnya menyatakan akan membagi data pengguna mereka dengan Facebook, tapi tidak termasuk pesan, grup, dan daftar telepon.
Yang akan dibagi Whatsapp ke perusahaan induk mereka antara lain:
- Nomor telepon dan informasi lain yang diisi pada saat registrasi, seperti nama
- Informasi tentang ponsel yang dipakai pengguna, antara lain model, perusahaan pembuatnya
- Alamat internet protocol (IP) yang mengindikasikan lokasi koneksi internet pengguna
- Transaksi pembayaran dan finansial lain yang dilakukan dalam aplikasi Whatsapp.
Whatsapp mengklaim kebijakan baru mereka ini tidak menyalahi aturan tentang perlindungan data pribadi.
0 Comments